TARI TANGGAI
adalah sebuah tarian yang disajikan untuk menyambut tamu .Tari tanggai biasanya ditampilkan dalam acara pernikahan adat daerah Palembang.Tari tanggai menggambarkan keramahan, dan rasa hormat masyarakat Palembang atas kehadiran sang tamu dan dalam tari ini tersirat sebuah makna ucapan selamat datang dari orang yang mempunyai acara kepada para tamu.
Penari tari Tanggai menggunakan pakaian khas daerah seperti kain songket, dodot, pending, kalung,sanggul malang, kembang urat atau ramai, tajuk cempako, kembang goyang dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga dan kerana tanggai yang dipakai penari, maka tari ini dinamakan tari tanggai.
Tari ini merupakan perpaduan antara
gerak yang gemulai dengan busana khas daerah sehingga penari kelihatan
lebih anggun. Kelenturan gerak dan lentiknya jemari penari menunjukan
betapa tulusnya tuan rumah memberikan penghormatan kepada tamu.
Perpaduan gerak gemulai penari dengan harmoni lagu pengiring yang
berjudul “enam bersaudara” melambangkan keharmonisan hidup masyarakat Palembang.
Pada zaman dulu, tari ini adalah tari
persembahan masyarakat Buddha di Palembang kepada Dewa Siwa. Para penari
membawa sesaji yang berisi bermacam-macam bunga dan buah-buahan. Karena
tarian ini awalnya adalah tari persembahan untuk pengantar sesaji,
tarian ini dulu termasuk tarian yang sakral dan tidak boleh ditarikan
sembarangan. Tanggai yang ada di Palembang memiliki banyak kesamaan
dengan tarian yang ada di China. Ini disebabkan karena pada zaman dahulu
di Sumatera Selatan ada sebuah kerajaan yang dibangunan oleh generasi
Raja Syailendra yang memeluk agama Buddha. Secara tidak langsung, tarian
Tanggai ini pun diajarkan karena tari ini berfungsi sebagai tari
pemujaan dan persembahan dalam kepercayaan agama Buddha.
Pada zaman sekarang, tari tanggai selain dipertontonkan dalam acara pernikahan masyarakat Palembang,tari ini juga dipertontonkan dalam acara-acara resmi organisasi dan pergelaran seni di sekolah-sekolah. Sanggar-sanggar seni di kota Palembang banyak yang menyediakan jasa pergelaran tarian tanggai ini, lengkap dengan kemewahan pakaian adat Sumatra Selatan.
Pada dasarnya, tarian ini memiliki beberapa fungsi, yaitu
Sebagai Lambang/Simbol Kehormatan
Dalam tarian ini,ada seorang penari yang
menjadi penari utama. Penari tersebut membawa tepak berisi sekapur
sirih. Bagi masyarkaat Palembang jaman dulu, pemberian kapur sirih
menjadi tanda hormat bagi tamu yang datang. Penari sekapur sirih terdiri
dari dua macam yaitu penari sirih tidak jadi dan jadi.Siri jadi
merupakan siri yang telah diramu sementara siri tak jadi merupakan siri
yang akan diramu tamu itu sendiri.
Sebagai Hiburan
Tarian ini selalu dipentaskan setiap ada
acara adat baik acara resmi maupun yang tidak resmi. Bagi para penari,
tarian ini menawarkan kenikmatan tersendiri. Selain biasanya dipentaskan
untuk acara-acara formal, tarian ini juga telah menjadi hiburan rakyat
karena rakyat bisa melihat betapa indahnya gerakan-gerakan dan
kepiawaian sang penari dalam menarikan tarian ini.
Sebagai Media Pendidikan
Selain menawarkan unsur hiburan, Tari
Tanggai ini juga menawarkan unsur pendidikan. Jadi, dari tarian ini,
orang-orang yang melihatnya akan mengetahui bagaimana keindahan
kebudayaan di Palembang dan mempelajari bagaimana tarian ini. Musik
pengiring tarian ini adalah musik yang menggabungkan sebuah instrumnn
yang dikerjakan oleh komponis dalam menyajikan musik iringan untuk
tarian ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar